persahabatan abadi

persahabatan abadi

Minggu, 30 Agustus 2009

KABAR DUKA : MBAK TATIEK RETNOWATI MENINGGAL DUNIA


Hari Kamis, 27 Agustus 2009 jam 01.30 rekan dan sahabat kita Tatiek Retnowati telah menghadap hadirat Allah SWT di kediaman puterinya di perumahan Tunggorono-Jombang, setelah agak lama terbaring sakit. Sebagaimana kita ketahui Mbak Tatiek sudah sejak lama mengalami gangguan jantung, paru paru dan hipertensi. Pada awal Agustus yang lalu Mbak Tatiek masih mengirim berita bahwa ia sedang menjalani pemeriksaan di lab RS karena sakit. Sebetulnya harus di opname, tapi Mbak Tatiek menolak. Oleh puteri puterinya kemudian dibawa ke Jombang, mengingat menantunya adalah perawat RSUD Jombang. Setidaknya dengan dirawat di rumah puterinya itu, penyakitnya dapat termonitor.
Ketika Robbie dan Bagus, sahabat sejak SMP membezoek, Mbak Tatiek masih bisa diajak bicara, meskipun kadang kadang menggeh-menggeh nafasnya. Menurut Robbie, ketika dipamiti, Mbak Tatiek sempat menatap dengan sorot mata yang sayu, tidak mengira itu adalah tatapan mata terakhir Mbak Tatiek.
Sehari sebelum wafatnya, Mbak Kartinah dan mas Djoko juga membezoek, tapi mbak Tatiek sudah kesulitan untuk bicara. Mbak Kartinah mencoba membujuk untuk mau diopname, tapi Mbak Tatiek tetap menolak. Laporan Mbak Kartinah kemudian disampaikan ke teman teman dan Mbakyu Ermien mencoba untuk menggalang bantuan dana. Sama sekali tidak menyangka bahwa lewat tengah malam itu, Mbak Tatiek pergi untuk selama lamanya.
Innalillahi wainnaillaihi roji'un.
Kabar duka dengan cepat menyebar. Oleh keluarga, diputuskan untuk memakamkan jenazah di Gempol-Porong, berdekatan dengan kediaman puteri bungsunya. Pagi itu juga jenazah diberangkatkan dari Tunggorono. Semula direncanakan pemakaman pukul 10.00, tetapi kemudian diajukan pukul 09.00, sehingga rombongan konco konco (Mbak Hastuti, Mbak Jatmi, Cak Harto, Cak Saumil dan Cak Bagus) tidak menangi. Yang ikut menghantar kepergian ke kepemakaman adalah Cak Abdullah Umar dan nyonya serta Cak Rispurwadi dan nyonya.
Mbak Tatiek Retnowati dilahirkan di Solo, 6 Maret 1951, menyelesaikan pendidikan (SD Bethari, SMP Negeri 1 dan SMA Negeri jurusan Paspal) di Jombang. Kemudian sempat melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tapi tidak selesai. Menikah dengan Triatmojo, keluarga mereka dikaruniai 6 puteri.
Mbak Tatiek dikenal sebagai pribadi yang supel, grapyak dan hampir selalu ikut dalam kegiatan alumni, sejak reuni di Jakarta (2005), Semarang (2007) dan Jombang (2008). Bahkan ketika sebulan sebelumnya sahabatnya Mbak Sri Winardiati meninggal dunia, Mbak Tatiek masih sempat ikut layat dan berduka.
Selamat jalan Mbak, semoga memperoleh kedamaian di sisiNya.